• Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Energi Terbarukan untuk Kepulauan: Studi Kasus di Miyakojima, Jepang

    Gambar 1. Energi Terbarukan di Miyakojima, Jepang

    Gambar 1. Energi Terbarukan di Miyakojima, Jepang

    Daerah terpencil di seluruh penjuru dunia merupakan target utama dalam transisi pengembangan energi terbarukan. Lokasi yang terpisah dari pulau-pulau utama yang terdapat suplai energi listrik yang berlimpah, membuat lokasi tersebut harus memiliki pembangkit sendiri berbasis potensi energi yang ada di daerah tersebut. Energi terbarukan juga semakin mendesak untuk segera diimplementasikan dikarenakan beberapa sebab, seperti: meningkatnya harga bahan bakar, menurunnya ketahanan energi dunia serta berkaitan dengan perubahan iklim dunia.

    Miyakojima adalah pulau yang terletak di Laut Filipina, Perfektur Okinawa, dan merupakan pulau dengan kepadatan penduduk tertinggi di Kepulauan Miyako. Miyakojima beriklim subtropis. Keberadaan energi terbarukan di Miyakojima sudah dimulai pada tahun 1993 dengan gabungan antara PV sebesar 750 kWp dan diesel. Sekarang proyek energi terbarukan yang ada di daerah tersebut total berjumlah 8.2 MW dengan komposisi: 4 MWp PV dan 4.2 MW turbin angin. Sistem ini didukung dengan baterai NaS sebesar 4 MW (sebuah rapid charge battery, yang mampu diisi sampai 80% hanya dalam waktu 5 menit) sebagai sistem penstabil tegangan. Proyek ini dimiliki oleh Okinawa Electricity Power Company (OEPCo) dengan Toshiba sebagai kontraktornya.

    Saat ini, 30% energi di Miyakojima berasal dari pembangkit listrik tenaga surya (solar energy) dan angin (wind energy). Artinya, mereka berhasil mereduksi sekitar 70% emisi CO2 yang tak bagus untuk bumi kita. Saat terjadi beban puncak di musim panas, penduduk Miyakojima mengonsumsi listrik sebesar 50 MW. Saat musim dingin tiba, konsumsi listrik tinggal setengahnya, kurang lebih sebesar 25 MW. Artinya, jumlah energi listrik terbarukan (angin + surya = 8.2 MW) punya andil sebesar 30% dari beban puncak saat musim dingin.

    Saat energi drop (energi matahari dan angin drop), baterai akan discharge dan membantu suplai energi ke grid. Adanya energi bantuan dari baterai ini, suplai energi akan jadi “mendekati” stabil, dan digunakan secara aman oleh penduduk pulau Miyakojima.

    Perhatian terhadap lingkungan memang sangat tinggi di Miyakojima. Sebelum adanya sistem Mega Solar, murni seluruh energi berasal dari PLTA, dan ini pun masih surplus. Pada tahun 2008, pulau Miyakojima mengeluarkan deklarasi “Pulau Eco Miyakojima”, dimana pulau ini punya misi mereduksi emisi CO2 sebanyak 40% di 2030 (dibandingkan terhadap level emisi di 2003), serta reduksi emisi sampai 70% di 2050.

    Konsep pengembangan pulau dengan energi terbarukan seperti yang ada di Miyakojima dapat dijadikan sebagai sebuah percontohan bagi Indonesia. Indonesia adalah negara yang terdiri dari sekitar 14.000 pulau dengan mayoritas pulau tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN. Pengembangan energi mandiri berbasis energi terbarukan di pulau-pulau yang ada di Indonesia, khususnya di daerah perbatasan, merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia.

    Sumber Pustaka:

    IEA-RETD. 2012. Final Report: Renewable Energies for Remote Areas and Islands (Remote)

    https://pentriloquist.wordpress.com/2012/01/26/sebuah-pulau-pintar-bernama-miyakojima/

     

    Leave a Reply

    Your email address will not be published.

  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO